Senin, 21 Maret 2011

Suzuki Satria FU 2008, Rahasia Si Playboy

Suzuki Satria FU 2008, Rahasia Si Playboy

Salah satu momok di dunia balap trek lurus, baik resmi maupun non-resmi adalah motor garapan bengkel HDS Motor yang digawangi Hawadis, yang beralamat di Jl. Swatirta/Bakti No. 28, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakut. Garapan terkenal kencang dan pastinya sulit dikalahkan.

Suzuki Satria FU berwarna putih yang punya julukan ‘Playboy’ ini salah satunya. Motor milik Wendel Toar, menurut beberapa pelaku balap masih sulit dikalahkan. Mau tahu rahasianya? Hawadis mau berbaik hati membukanya, lo.

Pertama membuncitkan kapasitas mesin. Piston bawaan yang diameternya hanya 62 mm digusur pakai milik Yamaha Scorpio (70 mm). Pemasangannya tentu butuh penggantian boring dan membesarkan mulut crank case.

Lalu stroke dinaikkan sampai 72 mm, dari standarnya yang hanya 48,8 mm. Pantas jika paking blok sangat tebal, sekitar 1 cm. Cara naikin stroke-nya gimana? “Pakai setang seher RX-Z,” terang Hawadis.

Pemilihan setang piston RX-Z lantaran diameter pen big end kecil. Sehingga pemasangan di daun kruk as bisa lebih keluar, sisanya ditutup pakai las. Makanya stroke bisa dinaikkan maksimal. Dengan kombinasi itu, maka isi silinder jadi 276,9 cc!

Biar pasokan bahan bakar dan pem­buangan sisa pembakaran makin lancar, klep pun dibesarkan. Kombinasinya in 24 mm, out 22 mm. Pemasangan tentu butuh penggeseran sudut klep. Tak lupa dilakukan porting & polish.


Paking blok sangat tebal, efek dari stroke up

Otak pengapian pakai BRT I-max

Pemasok bahan bakar sendiri pakai Keihin PE 28 yang di-reamer mentok hingga 32 mm! Sampai-sampai beberapa bagian luar mesti ditambal lem. Spuyernya ketemu 55 dan 135. Pelepas gas buang tentu pilih yang free flow, pakai merek HDS.

Yang spesial menurut Hawadis, pe­makaian magnet dan sepul Yamaha YZ 125 yang terkenal enteng. Namun anehnya kendati sepul terpasang, namun tetap pakai sistem DC. “Sepul hanya pajangan, hahaha…,” kelakarnya. Masih menurutnya, pemakaian magnet ringan bagus di putaran bawah, atasnya akan kedodoran.

Karburator Keihin PE28 di-reamer hingga 32 mm!
Makanya, lantaran lebih sering turun di trek panjang (800 m), butuh penyesuaian. “Pertama kompresi jangan terlalu tinggi, cukup 13,8 : 1. Kedua LSA noken as dibikin kecil, cukup 102º, selanjutnya timing pengapian dimainkan,” ujarnya.

Timing bisa dipatok sesuka hati karena CDI pakai BRT tipe I-Max. Berikut sedikit contekannya, pada 3 ribu rpm 35º, 7 ribu 40º, 10 ribu 39º, 13 ribu turun lagi jadi 37º sebelum TMA. Oh ya, koil juga pakai milik YZ 125.

Terakhir rasio dimainkan di gigi 3 dan 4. “Dibikin lebih rapat dengan atas bawahnya,” tutup Hawadis. Sayang angkanya berapa, mekanik yang doyan pakai sarung kala mengorek motor ini mengaku tak hafal.

BTW sarungnya cap gajah lagi ngorek mesin, ya,wkwkwkwkwkwkwkkk!

Data Modifikasi :
Pelek dpn-blkg : TK 1,20 x 17
Ban dpn-blkg : HUT 50/80-17, 60/80-17
Cakram : Suzuki RGR
Footstep : Yoshimura
Setang : LHK
Sokbreker : YSS
Magnet : Yamaha YZ 125
CDI : BRT I-Max
Koil : Yamaha YZ 125

Tidak ada komentar:

Posting Komentar